Jumat, 19 November 2010

Sebab- Sebab Kurang Motivasi Belajar

Sebab- Sebab Kurang Motivasi Belajar
 
Tugas guru dalam mengajar dikelas tidak hanya menyajikan bahan pelajaran, tetapi juga menciptakan situasi kelas, interaksi, kerjasama, memberikan arahan, petunjuk, penjelasan, serta dorongan, rangsangan, motivasi agar peserta didik belajar secara optimal.
Proses penguasaan pengetahuan, nilai- nilai, keterampilan dan pengembangan kemampuan berfikir membutuhkan suasana lingkungan yang kondusif, terutama suasana lingkungan sosial dalam kelas. Kondisi emosional para peserta didik akan berpengaruh besar terhadap perkembangan kemampuan berfikir, keterampilan, bahkan keseluruhan pribadi siswa. Suasana kelas yang kondusif, hubungan antar teman yang akrab, perlakuan guru yang bersahabat dapat membangkitkan kegairahan dan motivasi belajar. Dalam penciptaan kondisi kelas tersebut peranan guru sangat penting, karena di dalam kelas guru adalah pengelolah, pemimpin, dan panutan siswa, selain itu dia juga sebagai sumber belajar, sumber insprirasi dan motivasi. Dengan demikian suasana kelas dan perlakuan guru dapat menjadi penyebab pertama besar atau kecilnya motivasi belajar siswa.
Penyebab kedua yaitu datang dari lingkungan keluarga, yang mana lingkungan keluarga ini sangat amat berpengaruh pada kurangnya motivasi belajar siswa. Orang tua dalam keluarga juga berperan menciptakan suasana belajar yang kondusif dirumah, menyediakan sarana dan fasilitas belajar yang dibutuhkan oleh siswa.
Situasi hubungan sosial, suasana emosional dan disiplin yang demikian akan menumbuhkan suasana yang hebat, membangkitkan motivasi dan memperlancar perkembangan belajar para siswa. Sebaliknya hubungan sosial yang banyak mengandung sikap curiga, permusuhan, ketidakpercayaan, suasana emosi yang tawar atau cenderung ke arah kebencian, penerapan disiplin yang bersifat otoriter, dsb cenderung akan menurunkan motivasi, dan menghilangkan gairah belajar.
Disamping faktor lain yang bersumber dari sekolah dan keluarga, motivasi belajar dapat datang dari diri peserta didik sendiri. Kondisi kesehatan yang prima, baik kesehatan jasmani maupun rohani menjadi dasar yang kuat bagi tumbuhnya motivasi belajar.  Kondisi kesehatan akan berkembang persepsi, sikap yang sehat dan realistik, emosi yang stabil. Keceriaan, kesenangan, kebahagiaan dsb. Sedangkan kondisi yang kurang sehat maka akan menumbuhkan kondisi sosial yang kurang sehat pula, dan dapat menjadi pangkal dari rendahnya motivasi untuk maju, motivasi untuk berprestasi. Tumbuhnya kondisi pribadi yang sehat juga dilatar belakangi oleh dasar- dasar yang dikembangkan olah keluarga. Keluarga terutama ayah dan ibu memegang paranan kunci dalam pembentukan pribadi anak, dan memberi dasar- dasar bagi kemajuan belajarnya.[9] 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar